Thursday, August 18, 2011

Cintaku Batuku

Cintaku pada batu
Sayangku pada batu
Tangisku pada batu
Batu batu batu ...
Jikalau engkau batu kaca
Kan kujadikan cermin kehidupan
Jikalau engkau batu permata
Kan kujadikan hiasan hati terindah
Jikalau engkau batu berlian
Akan kujadikan hiasan terindah kehidupanku
Semoga engkau bukanlah batu kali
Yang tak bisa kujadikan hiasan dalam hidup ini

Friday, March 25, 2011

Mudah2an ...

Mudah2an pekerjaan yang akan datang bisa memberi langkah awal yg baik ... sedikit melangkah maju kedepan ... sedikit lebih berani mengeksplorasi diri ... sedikit lebih pede ... mudah2an ... bisa lebih bermanfaat ...

Waktu yg sebentar ... sangat sebentar ... dalam dunia nyata ... telah membawa kita pada sebuah memori yg tak terlupakan ... indahnya kenangan adalah ketika di kenang ... maka buat lah hari ini dengan baik ... supaya menjadi kenangan yg baik pula ...

Mudah2an hari2 indah selalu menyertaimu ... selalu menemanimu ... dan tak pernah pergi, walau hanya sebentar ... selalu menemanimu dalam suka, susah, duka ... dan menjadi bagian dari kepribadianmu ... sehingga takkan pernah pergi ... takkan pernah menjauh ... walau sedikit, walau sedetik ... selalu kembali dan kembali bahagia, selamanya ... semoga semua kebaikan selalu menemani kita, amien.

Hidup ...

Hidup ini buat diri kita sendiri ...
Kita memberi, kembali pada diri kita ...
Kita mencari manfaat dr orang lain ...
Untuk diri kita sendiri ...

Maka jangan menuntut orang lain seperti kita ...
Ato menuntut setiap kata2nya di tepati ...
Rasakan dan nikmati lah ...
Bahwa hidup ini sangat berarti dan membahagiakan ...

Wednesday, March 16, 2011

Waktu itu ...

Masih teringat ... waktu pertama inisiasi ... "lihat pekerjaanmu dimasa depan" ... pekerjaan berjas, dasi, rapih, bawa tas kantor ... dan waktu itu ada gambaran seorang ustadz, itu krn sy memaksa untuk menjadi ustadz ... br menyadari ... sekarang sy membeli perlengkapan kantoran itu ... tp kemungkinan memakainya fifty-fifty ... lucu tp ternyata "iya" ... walopun sebelumnya tak tergambar sama sekali, pekerjaan apa yg dimaksud dalam gambaran tsb ... sekarang sedikit terang ... mudah2an ... kantoran atu ustadz, mana saja ... semoga itu yg terbaik ... amien.

Tuesday, March 1, 2011

28 Januari ... (4)

Akhirnya sayapun melangkah pergi menuju Mesjid, sambil menyaksikan para pedagang, dewasa dan anak2 bermain bola diujung jalan yang sepi, yang ditutup karena ada demonstrasi. Dengan gawang dr krat botol "haga sa-ah" ... mereka asyik menikmati permainannya. Tak terganggu dengan demonstrasi, padahal hanya berjarak tak lebih 100 meter dr area bentrokan.

Masuk Mesjid Al-Azhar, suasana terasa beda, sepinya sedikit mencekam. Hanya satu baris, dan suasana terasa lain dari biasanya. Setelah selesai melaksanakan Shalat Ashar, sayapun bertemu teman yg kebetulan tinggal di sebelah Mesjid Al-Azhar. Akhirnya sayapun ngobrol dengannya, cerita sedikit tentang demonstrasi tadi. Dan alur pembicaraanpun akhirnya kemana2.

Disela2 ngobrol, terdengar dr luar ratusan pendemo berjalan menuju arah Shalah Street, ke arah atas dr Al-Azhar Street, penjaga mesjidpun buru2 menutup semua pintu mesjid rapat2. Dengan alasan mereka takut masuk mesjid, atau merusak seuatu di mesjid, alesan yg hari dr perasaan takut mereka saja. Cukup lama mesjid di tutup, sy pun ga bisa kemana2, meskipun cuman ke toilet yg ada disamping mesjid, alesan keamanan, takut pendemo masuk ke mesjid, padahal pagar mesjid yg tinggi dan dr besi sudah terkunci kuat.

Setelah beberapa menunggu, akhirnya sayapun bisa ke toilet, walopun pintu ditutup kembali seperti dikunci. Setelah dr toilet, akhirnya saya kembali ngobrol dengan teman, dan ga lama berselang pamitan krn penasaran ingin melihat demonstran. Dan sayapun dengan beberapa org yg tadinya terkunci bergegas keluar mesjid, walopun tetap hrs menunggu beberapa saat sebelum pintu keluar dibuka, dan akhirnya sy pun bs keluar.

Setelah itu akhirnya sy memutuskan untuk melihat ke arah demonstran tadi, karena kebetulan ada kelihatan asap mengepul dr daerah tsb. Setelah berjalan sekitar 1 km dan ternyata tanda demonstran tidak ada jejaknya, akhirnya sy kembali ke arah berlawanan. Kembali ke Mesjid Al-Azhar dan mengambil jalan sebaliknya. Mesjid Al-Azharpun keliatan begitu sepi dr luar, karena pintunya yg tertutup. Yg menurut cerita teman saya tadi, disitu setelah shalat maghrib waktu itu, jemaah semua disuruh keluar. Dan mereka memutuskan untuk tidak melaksanakan shalat Isya di mesjid tersebut, mungkin karena alasan keamanan.

Sayapun terus berjalan menuju arah bentrokan tempat pertama sy menyaksikan. Ternyata ditempat itu bentrokan masih terjadi, pecahan botol, batu, besi2 pagar pembatas jalan, tong sampah, berantakan menutupi badan jalan. Orang2 masih saling melancarkan serangan, tetapi polisi sudah sedikit bertahan, tidak berusaha mengejar demonstran lg. Sayapun karena tidak bisa menembus jalan utama, maka mengambil jalan kecil/lorong disamping jalan utama. Dilorong2 tersebut perih dan baunya gas airmata masi terasa menyengat, tak terasa mata sayapun memerah. Sampai hampir di ujung lorong, ketika saya dan beberapa orang berkumpul melihat jalan didepan yg kayanya ga bisa ditembus. Akhirnya sayapun memutar arah mencari jalan lain menuju arah angkutan menuju pulang. Baru beberapa meter memutar badan, dari belakang keliatan asap mengepul memenuhi lorong, tak ada sedikitpun celah yg bisa dilewati. Tembakan gas airmata entah berapa sampai lorong tersebut benar2 penuh dengan asap seperti kebakaran. Akhirnya sayapun lari dan menghindar asap tsb, beberapa org menawarkan saya untuk istirahat sejenak dan menghindari kepulan asap tsb, tp karena waktu sudah aga gelap dan maghrib hampir tiba, sedangkan tujuan sy masih jauh. Saya pun tdk menerima tawaran tersebut, meski seorang diri lari dr kejaran asap gas airmata, saya tetap terus menjauh menghindar dan secepat mungkin keluar dr lorong tersebut sebelum serangan kembali mengganas. Akhirnya sy menemukan belokan ke kanan, yg jalannya sedikit besar dan diaspal. Semakin jalan kedalam, org semakin ramai, mungkin disini sedikit aman dr serangan gas airmata. Terlihat seorang anak dengan ceria memainkan rantai besi 5-10 meter yg didapat dr jalanan tempat bentrokan terjadi, rantai yg biasa dipakai untuk membatasi area parkir kendaraan para pedagang di area tersebut. Entah buat apa, entah sudah lama diidam2kan utk mendapat besi tsb. Wallahu A'lam.

Selain anak tsb, adapula anak2 yg mengambil besi2 pagar pembatas jalan yg sudar roboh, dijadikan tongkat krn kakinya yg cedera, ada yg sengaja mengambil besi tsb, sengaja membuka kunci2 gembok rantai2 pembatas parkir, bergerombol, bersama2, kerjasama, hanya utk mendapat besi tsb. Dan orang2 pun sudah tdk bs mencegah dan care dengan hal seperti itu, karena keadaan yg kacau dan tak terkendali.

Jalan itu terus saya telusuri, berharap ada jalan menuju tempat pemberhentian angkutan transportasi. Lika-liku gang kecil sy masuki, orang2 didepan sy yg juga mencari jalan sy ikuti. Walopun sesekali kembali berhadapan dengan jalan buntu, tembakan gas airmata, sy terus berjalan mencari jalan pulang. Perih gas airmata masih terasa disetiap gang yg berhadapan dengan jalan utama tempat bentrokan, orang2 yg berkumpulpun masih banyak disetiap gang tsb. Mereka siap menyerang dan menghindar ...

Sampai akhirnya saya terperangkap di gang yg baru saja ditembakan gas airmata, org2 masih kecewa dengan polisi yg masih menembakan gas airmata padahal keadaan sudah agak gelap. Akhirnya saya pun harus balik arah, karena gang tersebut langsung menghadap ke jalan utama bentrokan, kalau diteruskan mungkin sy "bunuh diri". Ketika baru mau balik badan, dan mendengarkan org2 yg ribut harus pulang jalan mana ... adzan maghrib pun berkumandang. Ada mesjid disebelah tempat sy berdiri, sedikit masuk ke kiri, sebuah mesjid berdiri kokoh seolah tak pernah terpengaruh dengan keadaan, begitupun suara azan nya masih terdengar merdu. Sembari melepas letih karena berjalan berputar2 tak tau arah harus kemana, dan beberapa kali menemui jalan buntu, maka shalat maghrib di mesjid merupakan solusi terbaik sambil rehat dan berdoa.

Dan sayapun masuk ke mesjid, wudlu, dan shalat. Sebagian org sedikit heran dengan keberadaan sy, mungkin karena keadaan seperti ini masih ada orang asing, ato karena mungkin mesjid itu baru pertama kali ada org asing, mengingat posisinya yg terpojok, dan didalam gang sempit. Walopun tak jauh dr jalan utama, tp mesjid ini begitu "tersembunyi".

Sayapun melaksanakan shalat maghrib, sekalian Jama' Qasar dengan shalat Isya, dan berdoa, semoga keadaan baik2 saja, amien. Dan sy pun bergegas, kembali bersiap2 melanjutkan seperempat pengalaman baru yg baru dibangun, dengan sedikit segar krn telah rehat, dan sedikit lebih segar karena wudlu, dan lebih tenang krn sudah menunaikan shalat ... dan sayapun berbisik dalam hati, semoga lancar sampai tujuan, amien.

DBH

Tak pernah cintaku setengah hati ...
Hasratku sesuai manusiaku ...
Keterbatasan adalah aku ...
Maafkan aku ... maafkan aku ...

Walau cinta sepenuh hati ...
Modalku yang setengah jalan ...
Setengahnya lg adalah tangis dan ratapan ...
Putus harapan aku membahagiakanmu ...

Aku, kenapa harus setengah ...
Aku, kenapa harus separuh ...
Aku, kenapa harus tertatih ...
Aku, kenapa harus mencinta ...

Selalu ada tangis melihatmu, mendengarmu ...
Selalu ada sedih memandangmu, menyentuhmu ...
Selalu ada airmata membacamu, kata2 teman2mu ...
Selalu ada pilu yang terulang ...

Kenapa harus kau pilih akar yang menyerap air ...
Kenapa kau pilih rotan yang lentur berakar ...
Kenapa kau jadikan bambu batang bersandar ...
Kenapa mawar, kau buang dari sela telingamu ...

Aku resah melihatmu bersedih ...
Aku malu melihatmu pilu ...
Aku hanya bisa meneteskan airmata ...
Aku tak bisa memberimu, walau hanya sekuntum mawar ...

Maafkan aku ... mafkan aku ... maafkan aku ...
Aku tak punya kata untuk diucap, tak punya rasa untuk diungkap ...
Aku ... hanya bisa terdiam ... dan tetap menyesal ... kenapa aku ...
Maafkan aku sayang ...

Sunday, February 20, 2011

28 Januari ... (3)

Banyak kejadian yg menarik dr kejadian sebelum sy pergi ke Mesjid untuk menunaikan shalat Ashar. Meskipun posisi sy menarik untuk mengamati bentrokan, tp sy juga berada pd posisi yg kurang tepat. Karena toko2 rempah2 membuat efek gas air mata bertambah pusing. Baunya dr rempah2 yg menyengat, airmata yg bikin perih dan meler, jd tempat itu merupakan tempat yg bagus untuk berpusing2 ria :D

Ketika bentrokan terjadi, pagar2 pembatas yg dibawah jembatan sudah pada roboh, orang berlarian menghindar gas airmata, mereka dengan susah payah menutup hidung dan mata dengan tangan, baju, bahkan apa aja mereka jadikan buat menutupi hidung dan mata dr serangan gas airmata. Kejadian ini terekam baik oleh seorang bisnisman kecil2an. Akhirnya dia pun menjual masker, dengan harga 4x lipat. Masker ini biasanya dijual, sekitar 25 piester, disitu dijual 1pound. Dan meskipun harganya mahal, tp tetep aja laku, malah mo hampir habis ketika sy tinggal. Walopun dalam kondisi bentrok, pedagang nyante aja jualan, dan pembelipun ternyata tetap amanah, membayar dengan harga kemauan penjual. Ide yg cerdas ...

Ketika bentrokan terjadi, sy melihat anak2 kecil yg begitu asyik ikut berdemo. Lari2 mendekati brikade polisi, kemudian lari menjauh ketika polisi mendekat atau menembakan gas airmata. Kadang mereka berani menggotong beramai2 bersama teman2nya yg umurnya sekitar umur anak SD, besi2 pembatas jalan. Besi lalu lintas penutup jalan, mereka bawa mendekat ke brikade polisi anti huruhara, kejadian inipun di ketawain oleh bapak2 yg ada dipinggiran jalan. Mereka begitu berani, dan menikmati bentrokan ini, luar biasa.

Pemandangan lain yg terjadi, adalah, beberapa org bermain bola, ada sekitar dua kelompok. Mereka bermain bola di jalan, beberapa meter dr tempat kejadian bentrokan. Mungkin mereka berfikir, jarang2 jalan kosong. Mereka menjadikan krat tempat botol minuman, gawang. Dan merekapun tidak terganggu dengan aksi bentrokan, malah lebih menikmati kosongnya jalan, ejip ? ajib :D