Thursday, August 18, 2011

Cintaku Batuku

Cintaku pada batu
Sayangku pada batu
Tangisku pada batu
Batu batu batu ...
Jikalau engkau batu kaca
Kan kujadikan cermin kehidupan
Jikalau engkau batu permata
Kan kujadikan hiasan hati terindah
Jikalau engkau batu berlian
Akan kujadikan hiasan terindah kehidupanku
Semoga engkau bukanlah batu kali
Yang tak bisa kujadikan hiasan dalam hidup ini

Friday, March 25, 2011

Mudah2an ...

Mudah2an pekerjaan yang akan datang bisa memberi langkah awal yg baik ... sedikit melangkah maju kedepan ... sedikit lebih berani mengeksplorasi diri ... sedikit lebih pede ... mudah2an ... bisa lebih bermanfaat ...

Waktu yg sebentar ... sangat sebentar ... dalam dunia nyata ... telah membawa kita pada sebuah memori yg tak terlupakan ... indahnya kenangan adalah ketika di kenang ... maka buat lah hari ini dengan baik ... supaya menjadi kenangan yg baik pula ...

Mudah2an hari2 indah selalu menyertaimu ... selalu menemanimu ... dan tak pernah pergi, walau hanya sebentar ... selalu menemanimu dalam suka, susah, duka ... dan menjadi bagian dari kepribadianmu ... sehingga takkan pernah pergi ... takkan pernah menjauh ... walau sedikit, walau sedetik ... selalu kembali dan kembali bahagia, selamanya ... semoga semua kebaikan selalu menemani kita, amien.

Hidup ...

Hidup ini buat diri kita sendiri ...
Kita memberi, kembali pada diri kita ...
Kita mencari manfaat dr orang lain ...
Untuk diri kita sendiri ...

Maka jangan menuntut orang lain seperti kita ...
Ato menuntut setiap kata2nya di tepati ...
Rasakan dan nikmati lah ...
Bahwa hidup ini sangat berarti dan membahagiakan ...

Wednesday, March 16, 2011

Waktu itu ...

Masih teringat ... waktu pertama inisiasi ... "lihat pekerjaanmu dimasa depan" ... pekerjaan berjas, dasi, rapih, bawa tas kantor ... dan waktu itu ada gambaran seorang ustadz, itu krn sy memaksa untuk menjadi ustadz ... br menyadari ... sekarang sy membeli perlengkapan kantoran itu ... tp kemungkinan memakainya fifty-fifty ... lucu tp ternyata "iya" ... walopun sebelumnya tak tergambar sama sekali, pekerjaan apa yg dimaksud dalam gambaran tsb ... sekarang sedikit terang ... mudah2an ... kantoran atu ustadz, mana saja ... semoga itu yg terbaik ... amien.

Tuesday, March 1, 2011

28 Januari ... (4)

Akhirnya sayapun melangkah pergi menuju Mesjid, sambil menyaksikan para pedagang, dewasa dan anak2 bermain bola diujung jalan yang sepi, yang ditutup karena ada demonstrasi. Dengan gawang dr krat botol "haga sa-ah" ... mereka asyik menikmati permainannya. Tak terganggu dengan demonstrasi, padahal hanya berjarak tak lebih 100 meter dr area bentrokan.

Masuk Mesjid Al-Azhar, suasana terasa beda, sepinya sedikit mencekam. Hanya satu baris, dan suasana terasa lain dari biasanya. Setelah selesai melaksanakan Shalat Ashar, sayapun bertemu teman yg kebetulan tinggal di sebelah Mesjid Al-Azhar. Akhirnya sayapun ngobrol dengannya, cerita sedikit tentang demonstrasi tadi. Dan alur pembicaraanpun akhirnya kemana2.

Disela2 ngobrol, terdengar dr luar ratusan pendemo berjalan menuju arah Shalah Street, ke arah atas dr Al-Azhar Street, penjaga mesjidpun buru2 menutup semua pintu mesjid rapat2. Dengan alasan mereka takut masuk mesjid, atau merusak seuatu di mesjid, alesan yg hari dr perasaan takut mereka saja. Cukup lama mesjid di tutup, sy pun ga bisa kemana2, meskipun cuman ke toilet yg ada disamping mesjid, alesan keamanan, takut pendemo masuk ke mesjid, padahal pagar mesjid yg tinggi dan dr besi sudah terkunci kuat.

Setelah beberapa menunggu, akhirnya sayapun bisa ke toilet, walopun pintu ditutup kembali seperti dikunci. Setelah dr toilet, akhirnya saya kembali ngobrol dengan teman, dan ga lama berselang pamitan krn penasaran ingin melihat demonstran. Dan sayapun dengan beberapa org yg tadinya terkunci bergegas keluar mesjid, walopun tetap hrs menunggu beberapa saat sebelum pintu keluar dibuka, dan akhirnya sy pun bs keluar.

Setelah itu akhirnya sy memutuskan untuk melihat ke arah demonstran tadi, karena kebetulan ada kelihatan asap mengepul dr daerah tsb. Setelah berjalan sekitar 1 km dan ternyata tanda demonstran tidak ada jejaknya, akhirnya sy kembali ke arah berlawanan. Kembali ke Mesjid Al-Azhar dan mengambil jalan sebaliknya. Mesjid Al-Azharpun keliatan begitu sepi dr luar, karena pintunya yg tertutup. Yg menurut cerita teman saya tadi, disitu setelah shalat maghrib waktu itu, jemaah semua disuruh keluar. Dan mereka memutuskan untuk tidak melaksanakan shalat Isya di mesjid tersebut, mungkin karena alasan keamanan.

Sayapun terus berjalan menuju arah bentrokan tempat pertama sy menyaksikan. Ternyata ditempat itu bentrokan masih terjadi, pecahan botol, batu, besi2 pagar pembatas jalan, tong sampah, berantakan menutupi badan jalan. Orang2 masih saling melancarkan serangan, tetapi polisi sudah sedikit bertahan, tidak berusaha mengejar demonstran lg. Sayapun karena tidak bisa menembus jalan utama, maka mengambil jalan kecil/lorong disamping jalan utama. Dilorong2 tersebut perih dan baunya gas airmata masi terasa menyengat, tak terasa mata sayapun memerah. Sampai hampir di ujung lorong, ketika saya dan beberapa orang berkumpul melihat jalan didepan yg kayanya ga bisa ditembus. Akhirnya sayapun memutar arah mencari jalan lain menuju arah angkutan menuju pulang. Baru beberapa meter memutar badan, dari belakang keliatan asap mengepul memenuhi lorong, tak ada sedikitpun celah yg bisa dilewati. Tembakan gas airmata entah berapa sampai lorong tersebut benar2 penuh dengan asap seperti kebakaran. Akhirnya sayapun lari dan menghindar asap tsb, beberapa org menawarkan saya untuk istirahat sejenak dan menghindari kepulan asap tsb, tp karena waktu sudah aga gelap dan maghrib hampir tiba, sedangkan tujuan sy masih jauh. Saya pun tdk menerima tawaran tersebut, meski seorang diri lari dr kejaran asap gas airmata, saya tetap terus menjauh menghindar dan secepat mungkin keluar dr lorong tersebut sebelum serangan kembali mengganas. Akhirnya sy menemukan belokan ke kanan, yg jalannya sedikit besar dan diaspal. Semakin jalan kedalam, org semakin ramai, mungkin disini sedikit aman dr serangan gas airmata. Terlihat seorang anak dengan ceria memainkan rantai besi 5-10 meter yg didapat dr jalanan tempat bentrokan terjadi, rantai yg biasa dipakai untuk membatasi area parkir kendaraan para pedagang di area tersebut. Entah buat apa, entah sudah lama diidam2kan utk mendapat besi tsb. Wallahu A'lam.

Selain anak tsb, adapula anak2 yg mengambil besi2 pagar pembatas jalan yg sudar roboh, dijadikan tongkat krn kakinya yg cedera, ada yg sengaja mengambil besi tsb, sengaja membuka kunci2 gembok rantai2 pembatas parkir, bergerombol, bersama2, kerjasama, hanya utk mendapat besi tsb. Dan orang2 pun sudah tdk bs mencegah dan care dengan hal seperti itu, karena keadaan yg kacau dan tak terkendali.

Jalan itu terus saya telusuri, berharap ada jalan menuju tempat pemberhentian angkutan transportasi. Lika-liku gang kecil sy masuki, orang2 didepan sy yg juga mencari jalan sy ikuti. Walopun sesekali kembali berhadapan dengan jalan buntu, tembakan gas airmata, sy terus berjalan mencari jalan pulang. Perih gas airmata masih terasa disetiap gang yg berhadapan dengan jalan utama tempat bentrokan, orang2 yg berkumpulpun masih banyak disetiap gang tsb. Mereka siap menyerang dan menghindar ...

Sampai akhirnya saya terperangkap di gang yg baru saja ditembakan gas airmata, org2 masih kecewa dengan polisi yg masih menembakan gas airmata padahal keadaan sudah agak gelap. Akhirnya saya pun harus balik arah, karena gang tersebut langsung menghadap ke jalan utama bentrokan, kalau diteruskan mungkin sy "bunuh diri". Ketika baru mau balik badan, dan mendengarkan org2 yg ribut harus pulang jalan mana ... adzan maghrib pun berkumandang. Ada mesjid disebelah tempat sy berdiri, sedikit masuk ke kiri, sebuah mesjid berdiri kokoh seolah tak pernah terpengaruh dengan keadaan, begitupun suara azan nya masih terdengar merdu. Sembari melepas letih karena berjalan berputar2 tak tau arah harus kemana, dan beberapa kali menemui jalan buntu, maka shalat maghrib di mesjid merupakan solusi terbaik sambil rehat dan berdoa.

Dan sayapun masuk ke mesjid, wudlu, dan shalat. Sebagian org sedikit heran dengan keberadaan sy, mungkin karena keadaan seperti ini masih ada orang asing, ato karena mungkin mesjid itu baru pertama kali ada org asing, mengingat posisinya yg terpojok, dan didalam gang sempit. Walopun tak jauh dr jalan utama, tp mesjid ini begitu "tersembunyi".

Sayapun melaksanakan shalat maghrib, sekalian Jama' Qasar dengan shalat Isya, dan berdoa, semoga keadaan baik2 saja, amien. Dan sy pun bergegas, kembali bersiap2 melanjutkan seperempat pengalaman baru yg baru dibangun, dengan sedikit segar krn telah rehat, dan sedikit lebih segar karena wudlu, dan lebih tenang krn sudah menunaikan shalat ... dan sayapun berbisik dalam hati, semoga lancar sampai tujuan, amien.

DBH

Tak pernah cintaku setengah hati ...
Hasratku sesuai manusiaku ...
Keterbatasan adalah aku ...
Maafkan aku ... maafkan aku ...

Walau cinta sepenuh hati ...
Modalku yang setengah jalan ...
Setengahnya lg adalah tangis dan ratapan ...
Putus harapan aku membahagiakanmu ...

Aku, kenapa harus setengah ...
Aku, kenapa harus separuh ...
Aku, kenapa harus tertatih ...
Aku, kenapa harus mencinta ...

Selalu ada tangis melihatmu, mendengarmu ...
Selalu ada sedih memandangmu, menyentuhmu ...
Selalu ada airmata membacamu, kata2 teman2mu ...
Selalu ada pilu yang terulang ...

Kenapa harus kau pilih akar yang menyerap air ...
Kenapa kau pilih rotan yang lentur berakar ...
Kenapa kau jadikan bambu batang bersandar ...
Kenapa mawar, kau buang dari sela telingamu ...

Aku resah melihatmu bersedih ...
Aku malu melihatmu pilu ...
Aku hanya bisa meneteskan airmata ...
Aku tak bisa memberimu, walau hanya sekuntum mawar ...

Maafkan aku ... mafkan aku ... maafkan aku ...
Aku tak punya kata untuk diucap, tak punya rasa untuk diungkap ...
Aku ... hanya bisa terdiam ... dan tetap menyesal ... kenapa aku ...
Maafkan aku sayang ...

Sunday, February 20, 2011

28 Januari ... (3)

Banyak kejadian yg menarik dr kejadian sebelum sy pergi ke Mesjid untuk menunaikan shalat Ashar. Meskipun posisi sy menarik untuk mengamati bentrokan, tp sy juga berada pd posisi yg kurang tepat. Karena toko2 rempah2 membuat efek gas air mata bertambah pusing. Baunya dr rempah2 yg menyengat, airmata yg bikin perih dan meler, jd tempat itu merupakan tempat yg bagus untuk berpusing2 ria :D

Ketika bentrokan terjadi, pagar2 pembatas yg dibawah jembatan sudah pada roboh, orang berlarian menghindar gas airmata, mereka dengan susah payah menutup hidung dan mata dengan tangan, baju, bahkan apa aja mereka jadikan buat menutupi hidung dan mata dr serangan gas airmata. Kejadian ini terekam baik oleh seorang bisnisman kecil2an. Akhirnya dia pun menjual masker, dengan harga 4x lipat. Masker ini biasanya dijual, sekitar 25 piester, disitu dijual 1pound. Dan meskipun harganya mahal, tp tetep aja laku, malah mo hampir habis ketika sy tinggal. Walopun dalam kondisi bentrok, pedagang nyante aja jualan, dan pembelipun ternyata tetap amanah, membayar dengan harga kemauan penjual. Ide yg cerdas ...

Ketika bentrokan terjadi, sy melihat anak2 kecil yg begitu asyik ikut berdemo. Lari2 mendekati brikade polisi, kemudian lari menjauh ketika polisi mendekat atau menembakan gas airmata. Kadang mereka berani menggotong beramai2 bersama teman2nya yg umurnya sekitar umur anak SD, besi2 pembatas jalan. Besi lalu lintas penutup jalan, mereka bawa mendekat ke brikade polisi anti huruhara, kejadian inipun di ketawain oleh bapak2 yg ada dipinggiran jalan. Mereka begitu berani, dan menikmati bentrokan ini, luar biasa.

Pemandangan lain yg terjadi, adalah, beberapa org bermain bola, ada sekitar dua kelompok. Mereka bermain bola di jalan, beberapa meter dr tempat kejadian bentrokan. Mungkin mereka berfikir, jarang2 jalan kosong. Mereka menjadikan krat tempat botol minuman, gawang. Dan merekapun tidak terganggu dengan aksi bentrokan, malah lebih menikmati kosongnya jalan, ejip ? ajib :D

28 Januari ... (2)

Akhirnya, kios itupun menjadi tempat aman sy kalo ada apa2. Ketika polisi mengejar ato mungkin menembakan gas air mata, membalas lemparan batu, tempat itu menjadi tempat teraman. Dengan seorang yg selalu menginstruksikan, kapan harus masuk dan kapan bs keluar. Krn dia sebagai penjaga pintu rolling door, penutup dan pembuka pintu.

Ditempat itu saya bisa dengan aman melihat pertempuran antara demonstran dan polisi. Ketika lemparan dari sebrang, atopun lemparan batu dr arah tempat sy berdiri, terhadap polisi. Karena batu tak bermata, sy sekali2 waspada melihat arah batu dr seberang, meskipun hendak melempar polisi, tapi kadang nyasar kemana.

Dua benturan gas airmata yg ditembakan membentur pintu kios begitu keras, asap mengepul begitu pekat terbawa angin mengarah ke tempat dimana sy berdiri, seperti biasa, sy masuk ke tempat persembunyian untuk menghindar asap gas airmata.

Ketika saya keluar dr bangunan tempat berlindung tsb, sesekali sy dipanggil dan diingatkan oleh penjaga pintu untuk tidak jauh2. Karena dia khawatir dengan keselamatan sy. Jauh sedikit ja dia langsung menegur, "suwaya bas, ana 'aisy syufhu" ... dikit aja, sy pengen liat mereka. Itu jawaban sy ketika ditegur penjaga pintu.

Kejadian ditempat itu akhirnya mereda dan massa sedikit membubarkan diri berjalan dengan berkumandangnya azan ashar. Setelah sy juga terjebak disitu lebih dr 2 jam, dengan airmata yg habis terkuras krn gas airmata, idung meler. Keluar masuk tempat aman, berlarian menghindar polisi. Maka akhirnya sayapun memutuskan untuk shalat dl ke Mesjid Al-Azhar, meskipun bentrokan masih terjadi. Dan saya bergegas ke Mesjid untuk menunaikan shalat Ashar.

Friday, February 18, 2011

18 Februari ...

Walopun badan terasa pegal2, hidung mampet n meler, kepala pusing ... apa boleh buat, rasa penasaran untuk melihat "Jum'at kemenangan" mengalahkan rasa sakit tsb. Jam 11 kurang saya bergegas ke Tahrir Square, supaya bisa jum'atan disana, dengan Imam Pak Kiyai Qaradawi.

Dijalan2 sudah terasa arus massa yg ingin mengikuti pesta hari kemenangan di Tahrir Square, apalagi setelah mendekat, di daerah down town, suasana pun semakin ramai dengan orang yg hendak masuk dan keluar Tahrir Square.

Setelah melewati pemeriksaan, saya pun bisa menyaksikan demonstran. Tp apa boleh buat, kepala pusing, idung meler n mampet, badan lemes, perut terasa mual, akhirnya sy memutuskan jum'atan di sekitar Tahrir Square, karena di area Tahrir Square org begitu padat, dengan kondisi seperti ini, dah jelas sy ga mungkin bisa shalat dengan normal.

Akhirnya, setelah shalat jum'at ... daripada sy pingsan di Tahrir square, ga lucu kan kedengarannya. Akhirnya sy memutuskan untuk pulang saja ... dengan perjuangan juga, akhirnya nyampe rumah :D ... kalo sakit diem ja, ga usah mengikuti rasa penasaran ...

Thursday, February 17, 2011

17 Februari ...

Hari yg melelahkan setelah beberapa hari hanya bisa berbaring diatas kasur. Walopun belom sehat betul, sy paksain tuk pergi ke kampus krn besok hari libur. Setelah berusaha sampai di kampus, dengan kondisi badan yg masih kurang sehat, akhirnya sy pun nyampe dan langsung datang ke TU. Seperti biasa jawabannya "lom dikerjain", itulah perjuangan transkrip nilai sy. Sudah dari tanggal 1 januari belom selesai2 dengan alasan tingkat 4 sy kelamaan.

Akhirnya sayapun menuju el-khan el-kalily, pusat penjualan souvenir yg dirundung malang setelah terjadinya revolusi mesir. Turis pun hanya kelihatan ada 2 orang. Tempat ini biasanya sangat dipenuhi oleh wisatawan dari dalam dan luar mesir. Maka hari itu seolah2 hari tersepi yg pernah sy lihat ... seperti sayur tanpa garam, el-khan el-khalily tanpa turis.

Setelah itu sy bergegas ke Tahrer Square, hanya sedikit melihat keadaan sebelum besok, hari jumat, katanya akan diadakan demo besar2an lagi. Suasana dah normal, kegiatan seperti biasa sangat ramai. Transportasi pun dah lancar, dan hari itu adalah hari pertama saya turun di terminal Metro "Sadat". Terminal yg sebelum selalu dilewati karena berhubungan dengan aksi demo. Dan satu banner terpampang sangat besar, "fataatul Mustaqbal" perempuan masa depan. dengan gambar dua org pemudi dan seorang gadis kecil.

Yang sedikit berbeda dengan hari biasanya, disini sekarang ada tempat untuk mengenang pahlwan revolusi 25 januari. Diletakan tak jauh dr museum nasional mesir, sebuah meja dengan karangan bunga dan foto2 korban revolusi terpajang dengan berbagai ukuran printout. Tempat ini sangat dipenuhi org yg ingin melihat dan sedikit mengambil gambar untuk kenang2an.

Sisi lain dari bedanya Tahrir Square hari ini adalah ramainya orang bersantai2 didepan Mogamma dan banyak mereka memegang aksesoris berbau bendera Mesir, dari mulai pita, bendera, kalung, dll. Penjual aksesoris pun berada dimana2 disekitar Tahrir Square, ada pelukis, penjual kaos. Mereka seperti masih menikmati hari kemenangan, apalage besok hari libur.

Suasana baru dan tempat baru untuk rekreasi ... bau2 nuansa kemenangan revolusi jelas masi tergambar dari setiap sudut Tahrir Square, meskipun coretan sudah di tutup dengan cat baru, sampah sudah diangkut. Tapi justru semua itu membuat nyaman para pengunjung ... kita lihat hari esok, masih kah demo itu sehebat sebelumnya, kita nantikan dan lihat.

Walaupun pulang dengan kepala pusing, di bis hampir jatuh dan muntah. Tapi puas bisa melihat kembali Tahrir Square ... saksi bisu semua revolusi Mesir.

Wednesday, February 16, 2011

28 Januari ...

Seperti biasa, karena rasa penasaran, yang katanya menurut rumor yang beredar, jum'at tanggal 28 Januari mo diadakan demo besar2an ... karena penasaran, seperti biasa pengen tahu sebesar apa mereka bisa mengerahkan massa, maka jum'at itu pun saya berniat jum'atan di Mesjid Al-Azhar, bersama temen sekamar saya.

Karena memang bangun terlambat, akhirnya sy memaksakan pergi ke al-Azhar, mengejar supaya bisa jum'atan disana. Walopun sepanjang jalan waswas karena ada kemungkinan terlambat n gimana kalo jum'atannya ga disana, biar kesananya abis jum'atan aja. Tapi karena sepanjang jalan yg dilalui banyak mesjid, jd berusaha terus nyampe di al-Azhar, ya kalo terlambat kan bisa dimana aja.

Ternyata memang terlambat, ketika mau nyampe mesjid, iqomat lg berkumandang, maka saya ma temen saya bergegas lari masuk ke mesjid. Sebelum masuk mesjid sy ditanya ama intel kepolisian yg menjaga pintu, "orang tunis?" beberapa kali pertanyaan itu diulang2, tp karena sy masuknya sambil lari2 karena takut terlambat, yg bertanyapun tak sempat menyetop sy. Dan sy mendengar intel yg lain berbicara, "bukan, itu org indonesia". Sayapun buru2 mencari tempat shalat dan akhirnya hanya nyampe dipintu dalam al-Azhar, saya langsung mencari posisi yg tepat untuk shalat, karena kalo mencari tempat yg lain rasanya ga mungkin karena shalat jum'at sudah dimulai.

Setelah shalat jum'at ternyata demo di mulai, dari dalam mesjid menuju keluar mesjid. Meski hanya beberapa orang tp kayanya demo ini menyita perhatian serius pihak keamanan, seperti biasa. Di tengah2 lapangan mesjid di simpan rencana mereka menggelar demo, dan rencana2 selanjutnya. Tapi tulisan printout itu akhirnya diamankan petugas keamanan, walaupun sempat dibaca oleh banyak jemaah.

Dan akhirnya sy ma temen sy keluar mesjid ingin melihat perjuangan demonstran, tp ternyata tak terlalu menghebohkan ... dan akhirnya temen sy memutuskan untuk pulang ke rumah. Dan sy memutuskan untuk silaturahmi ke dokki, walaupun masi berharap di jalan bisa melihat demonstran.

Karena jalanan dibawah jembatan rame, maka akhirnya saya memutuskan untuk jalan kaki menggunakan jembatan. Tapi apa boleh buat, baru beberapa meter di mulut jembatan ... terlihat pasukan huruhara dengan perlengkapan yg siap, menuju jembatan yg saya sedang berdiri diatasnya. Akhirnya sayapun mengurungkan niat untuk terus melanjutkan perjalanan melalui jembatan dan mau mencoba jalan bawah saja. Tapi ternyata polisi itu justru menuju bawah jembatan, dan akhirnya saya meneruskan berjalan diatas jembatan. Ketika beberapa meter diatas jembatan, terlihat orang berhamburan didepan sana berusaha keluar jembatan, mereka berlarian. Dan suara derap sepatu serta getaran yg sy rasakan begitu kuat. "Mungkin pasukan huruhara" itu gumam saya dalam hati, dan memang pasukan huruhara berusaha mengusir masa yg berada di jembatan, mengejar. Dan akhirnya saya pun ikut lari ... dan keluar dr jembatan. Mungkin karena ujung jembatan adalah kantor keamanan cairo, maka begitu ketatnya penjagaan tersebut.

Akhirnya sy berada di ujung jembatan, disekitar para pedagang rempah2 arab yg menyengat. Disitu sy bersama beberapa warga menyaksikan polisi berusaha menghentikan demonstran. Diantara kami juga sy melihat 2 orang perempuan asing dengan kamera foto, dan seorang lagi2 asing dengan kamera video. Walopun aksi mereka sedikit menjadi teka-teki orang mesir "ngapain foto2, org lg rusuh begini" ... pertanyaan yg lucu dan menggelitik, tak sadar kah kalo mereka mungkin jurnalis yg mencari makannya dr foto2 tsb.

Disebrang jalan yang dibatasi pagar besi, terdapat masyarakat yg juga menonton. Disebelah sy ada dua org polisi lalu lintas yg biasa mengatur lalu lintas di daerah situ, Al-Azhar Street, jalan yg penuh dengan turis dan penjual kain.

Tiba2 diujung jalan di bawah jembatan, beberapa meter dr perempatan, Jami' Banat, polisi begitu agresif menyerang pendemo. Terlihat beberapa kali, dalam kelompok utuh, mereka menyebrang untuk menghalau para pendemo. Akibatnya orang2 yg sedang nontonpun ikut berhamburan menghindari kejaran polisi. Hal ini berlangsung terus menerus, dan polisi tak henti2nya mengejar kerumunan massa, padahal tidak semua massa adalah demonstran.

Akhirnya karena sebagian massa merasa kesal, beberapa dr mereka yg tadinya hanya menonton. Ikut melempari polisi dr belakang pertahanan mereka. Ketika polisi menghadapi massa tersebut, massa berusaha diem dengan manis seolah2 hanya menonton. Tp mungkin karena kesal dan polisi ini terlalu agresif, akhirnya pertempuran pun pecah dengan terang2an. Polisi mulai mengeluarkan gas air mata, menyerang massa. Bolak balik dibawah jembatan, menyebrang, bahkan tak segan2 mengejar massa ke dalam gang.

Kerusuhan mulai membara, gas air mata mulai menyengat, batu beterbangan, dari sebrang jalan ke arah polisi. Begitu sebaliknya, polisipun selalu membalas dengan batu dan gas air mata, pentungan. Polisi merasa kewalahan karena posisi mereka yg tidak strategis, mereka berada diantara dua kumpulan massa yg bersebrangan jalan, yg dibatasi oleh besi yg tak mudah mereka sebrangi. Sehingga kalau polisi disatu sisi jalan tersebut, maka massa disebrang jalan melemparinya dengan batu. Gas air matapun yg bertubi2 mereka tembakan kurang memberi arti. Kejar mengejar pun terus berlanjut dan semakin panas.

Beberapa turis terjebak sehingga kesulitan untuk menyebrang ke daerah aman. Tp mereka berhasil disebrangkan oleh guide mereka, ato warga yg kebetulan hendak menyebrang juga. Sy pun sebenarnya bisa kalo hanya untuk menyebrang ke daerah aman, tapi sayang kalo kesempatan ini terlewatkan, menyaksikan bentrok demonstran dengan polisi.

Pertempuran terus berlangsung, saya pun mencari posisi aman yg bisa sewaktu2 bersembunyi. Ya, diantara polisi lalu lintas tadi. Saya berada di samping polisi tadi. Dari raut mukanya yg tegang, sy ga yakin kalo polisi ini bisa melindungi sy. Dan memang terbukti, setelah bentrokan memanas dan pasukan anti huruhara mendekat mengejar pendemo, sambil menembakan gas air mata. Polisi yg disamping saya ikut lari ke dalam gang, sy yg jd bingung hrs kemana. Untuk diantara deretan kios2 tersebut ada pintu rolling door yg terbuka, dan sy pun masuk kesana. Di dalam sudah terkumpul banyak warga yg juga berlindung, pintu pun di tutup ketika polisi anti huruhara mendekat. Tak terasa air mata sy keluar, begitu juga dengan hidung sy, meler. "Kamu kenapa matanya merah?" tanya warga kepada sy. "kena gas air mata" jawab warga lain mewakili sy. Akhirnya seorang warga yg kasian memberikan sy tisu dan menyuruh sy membasuh muka dengan air.

Maka tempat itu akhirnya menjadi tempat perlindungan sy.

Monday, February 14, 2011

25 Januari ..

Rasa penasaran ingin melihat demo massa di Mesir. Pagi2 saya berkunjung ke salah satu lokalstaf yg kebetulan katanya, menurut berita, daerah tersebut merupakan salah satu tempat penyelenggaraan demo besar2an setelah terinpirasi Revolusi Tunis.

Hari itu kebetulan jalan sepi ... tak banyak aktifitas ... selain karena masih sedikit pagi, jam 10an lah ... kebetulan hari itu juga bertepatan dengan hari libur Ultah Polisi ... ga tw yg keberapa. Hanya ada sedikit yg melaksanakan ujian di Universitas Al-Azhar, padahal bulan itu merupakan bulannya ujian, akhir2 ujian ... ada sebagian yg di percepat jadwal ujiannya karena bertepatan dengan hari libur tersebut. Dan sayapun tidak bisa masuk ke area kampus ... "bukrah" ... besok ... insyaallah buka. Jadi sy meneruskan perjalanan ke Mohandesein, rumah PaGuru ... :D

25 Januari ...

25 Januari ... katanya akan diadakan demo besar2an di Mesir. Kabar itu menyeruak setelah rakyat Tunis berhasil menggulingkan presidennya. Karena penasaran maka niat melihat demopun sedikit terlintas dalam benak. Karena ketidak yakinan sy akan demo sesungguhnya seperti demo2 di indonesia. Mesir merupakan negara yg ketat dalam membungkam suara rakyat. Kalopun ada yg demo di Tahrir Square, biasanya hanya beberapa orang saja, 20-30 org, dan itupun di pagar dengan polisi. Jadi jumlah mereka tidak akan bisa bertambah dan mereka tidak bisa bebas bergerak kecuali ditempat.

25 Januari ... sayapun mendekati salah satu titik yg katanya akan menjadi tempat para demonstran menggelar aksi, Mohandesein. Sekalian mengunjungi salah satu lokalstaf yg dah jarang sy kunjungi karena kesibukan mengurus admnistrasi akhir perkuliahan.

25 Januari ... ketika sedang asik ngobrol, sy dapat telepon dr temen sekamar kalo di daerah itu sedang ada aksi demo. Sedikit tak percaya namun akhirnya sy keluar untuk melihatnya ... dan memang, sepanjang jalan Jami'atudDual Al-'Arabiya, sekelompok orang sedang mengadakan demonstrasi dengan berjalan di jalan raya yg biasanya padat. Dibelakang mereka dikawal dengan mobil anti huru-hara dan pasukan anti huru-hara sudah menahan mereka di beberapa titik sehingga tidak terlalu jauh dah tidak melebar.

Ketika sampai diujung jalan tersebut, dan polisi berhasil memblok mereka. Ternyata sebagian mereka menyebrang jalan yang hanya di batasi oleh taman tempat orang duduk2 yang tak berpagar. Akhirnya polisi pun kebingungan untuk menghadang mereka ... maka setelah mereka berhasil menyebrang, polisi pindah memblok jalur sebelahnya dengan arah yg sebaliknya, sehingga demonstran tidak bisa berkutik.

Memang, demonstran akhirnya tertahan, dan hanya meneriakan yel yel dan tidak bisa lg berjalan. Sambil meneriakan yel yel tersebut, sebagian demonstran naik ke taman seperti hendak menyebrang ke jalur jalan sebelahnya, namun ternyata sedikit demi sedikit mereka justru berjalan ke belakang polisi. Lama kelamaan demonstran yg berada dibelakang polisi makin banyak ... dan akhirnya polisi pun berada di tengah2 demonstran, pemandangan yg lucu. Karena mereka di komandoi oleh seorang penanggung jawab, polisi ini tidak bebas merubah formasi, persis seperti robot yg manunggu perintah tuannya. Karena demonstran yg di belakang polisi sedikit berlarian, dan akhirnya polisi mengubah formasi untuk memblok laju mereka, tapi apa boleh buat karena demonstran udah duluan di depan mereka, maka polisi harus rela ketinggalan di belakang, yg akhirnya barisan mereka hanya menutup pinggiran jalan, seperti menjaga supaya tidak ke arah jalan tertentu.

Apa boleh buat ... demonstran terlalu cepat untuk bisa di blok oleh polisi yang hanya menunggu perintah dan tak biasa menghadapi massa yg sekitar 200-300an. Massa pun jalan menuju arah Tahrer Square, ga tau akhirnya kemana ... karena sy cape dan akhirnya masuk mesjid aja. Terlalu cape mengejar mereka yg dengan semangat 'demo jalan cepat' :D ... tapi sepertinya polisi mengarahkan untuk tidak melewati daerah2 tertentu yg rawan konsentrasi massa. Cuman, terlalu lucu buat pasukan anti huru-hara Mesir yg hebat ... tidak bisa mengatasi demo spt itu. Justru malah kelihatan yg tak punya metode jelas menghadapi massa di jalanan spt itu. Karena selama ini, selain cara yg mereka lakukan di Tahrer Square kalo ada demo, mereka kadang menghadapi pendemo di dalam mesjid, ato di dalam universitas sudah mereka tutup pintu gerbangnya, sehingga tidak keluar dr lingkungan tersebut. Mereka sudah mengantisipasi demo tersebut dengan menyusun pasukan untuk memblok pintu keluar mesjid ato universitas sebelum demo dimulai.

25 Januari ... akhirnya sy pulang dengan membawa kesan baru ... demo yg lumayan berani untuk masyarakat Mesir ... dan polisi yg belum bisa mengatasi pendemo jalanan ... ;)

Sunday, February 13, 2011

Hari kedua setelah turunnya Bah Arok ...

Pagi ini suasana sedikit kacau, karena jalur lalu lintas di Tahrer Square dibuka. Para pendemo berjibaku dengan lalu lalang kendaraan. Disamping tentara yang memagar para pendemo supaya tidak bertambah dan tidak mengganggu lalu lintas. Tapi dukungan dr luar untuk terus memadati Tahrer Square, memberi dukungan buat mereka yg masi bertahan, tidak pernah surut. Para pendemo masih terus berdatangan memenuhi area demonstran.

Tanda2 keinginan tentara untuk membubarkan demonstran memang sudah terlihat dr tadi malam. Para tentara berusaha membujuk para pendemo keluar area Tahrer Square, walaupun gagal dan sedikit menimbulkan insiden kecil antara tentara dan pendemo.

Pagi ini, akhirnya gaya lama mereka dalam membatasi demonstran dengan memagar demonstran yg ada, tidak berhasil. Karena dukungan dr luar yang terus memadati Tahrer Square membuat pagar tentara diantara pendemo berada di tengah2 pendemo, akhirnya tentara pun bubar.

Mudah2an jalan maju yg sudah terukir dalam sejarah ejip itu, tidak menjadikanya mundur. Tapi tetap melangkah maju menata masa depan yg jauh lebih baik.

Jangan menangis ibu, kematianku adalah untuk kehidupan negeriku. "Syuhada Revolusi"

Saturday, February 12, 2011

Terima Kasih Egypt ... I Love U

Terima kasih 'ejip' atas semua rasa yang telah kau berikan. Belum pernah aku merasakan senyaman ini, setenang ini, lebih merasakan kemenangan dan kegembiraan yang terpancar dari orang2 di Tahrer Square ini. Mungkin ini karena pertama kali dan pagi pertama dari mundurnya seorang penguasa'30thn. Mungkin ini pertama kali melihatmu berpesta, setelah beberapa kali aku masuk selalu dengan pemeriksaan yang ketat dan berlapis. Ini lah hari pertama aku merasa nyaman ketika diperiksa untuk memasuki kawasanmu.

Tahrer Square, hari pertama dan pagi pertama setelah turunnya penguasa'30.
Udaranya begitu cerah, suasana lebih terasa seperti bazaar. Dipingiran jalan berjejer tenda2 kecil tempat para demonstran menginap, baik pinggir trotoar pertokoan yg dibatasi pagar besi warna hijau tua sekitar satu meter, ato tenda2 itu berjejer dipingir jalan didalam taman tengah jalan yg biasanya tak pernah terinjak sama sekali karena posisinya ditengah jalan yg ramai setiap harinya.

Pemandangan pertama setelah lepas dr pos pemeriksaan adalah pedagang teh, itulah ejip, tak ada hari tanpa teh. Setelah menyusuri kedalam kawasan demonstran juga kita akan banyak menemukan pedagang teh, diatas meja seadanya.

Di trotoar jalan ada pelukis melukis kegiatan pendemo, karikatur, juga klinik kesehatan buat para demonstran, itu terletak di depan KFC Tahrer yg dindingnya telah dicoret oleh pendemo pd tanggal 28 januari. Beberapa meter diluar pagar trotoar, sedikit dipinggiran Tahrer Square, seorang pelukis bendera Mesir dengan gratis menawarkan jasanya buat siapa saja yang mau melukis mukanya dengan bendera ejip. Para pelukis ini lebih dermawan dibanding penjual bendera yg memanfaatkan momen demonstrasi ini untuk menjual dagangannya, di lampu2 merah, jalan ramai, ato di tengah kerumunan demonstran.

Tahya Masr, Tahya Masr ... Hidup Mesir, Hidup Mesir.
Beberapa foto2 korban revolusi dipajang dipinggiran jalan, dengan ukuran besar. Ada beberapa yg di tempel di tenda2 depan "Mogamma", gedung kantor2 pemerintahan ejip yg terletak di sekitar Tahrer Square. Yang selanjutnya halaman Mogamma ini menjadi tempat istirahat menarik, sambil duduk2 melihat orang2 hilir mudik berdemo dan berbagai kegiatan lainnya.

Satu hal yg unik di hari ini, banyak relawan dr berbagai negara, berbagai generasi. Membawa sapu, dan 'sodokan', plastik sampah, yang semua alat2 itu kelihatan masih baru2 ... untuk membersihkan sampah dan mengumpulkannya di tempat tertentu. Ada pelajar asing, pemuda-pemudi ejip, bahkan anak2 dan keluarga ikut berkontribusi dalam membersihkan 'arena' demo.

Tak lupa, hr itu juga ada diperkenalkan seorang bayi yg lahir tgl 28 januari, bertepatan dengan jum'at berdarah, bayi revolusi, itulah katanya. Namanya Umar Sulaiman, mengaju kepada sahabat Nabi Saw, Umar bin Khattab. Tapi katanya karena salah akte, jd namanya bukan Umar bin Khattab tp Umar Sulaiman. Sebuah gurauan yg mengundang banyak tawa, karena semua mafhum, namanya ga mungkin Umar bin Khattab, kecuali kalo bapaknya emang bernama Khattab. Tp nama bapaknya Sulaiman, maka anak yg terlahir itu bernama Umar Sulaiman, mudah2 harapannya menjadikan seperti Umar bin Khattab terkabul, amin.

Jadi terlalu jauh untuk dibilang kalo suasana waktu itu adalah suasana genting, aku menikmatinya seperti Bazaar. Dengan wajah2 yg ramah dan penuh kebahagiaan dr kemenangan sebuah revolusi rakyat.

Selimut2 sudah di susun rapi, walopun sebagian masi terlihat ada yg tidur. Sebagian seperti bersiap2 untuk pulang karena merasa revolusi telah 'mulai' memperlihatkan hasilnya.

Shalat Zuhur kedua ...
Tak jauh berbeda, seperti hari2 baisanya ... hari ini pun saya pergi sebelum zuhur. Maka kali ini merupakan kali kedua shalat zuhur, yg sebelumnya pernah sy lakukan sebelum 'tragedi Rabu berdarah' dimana pro Mr.M mencoba memaksa masuk dan membubarkan para demonstran. Shalat kedua ini seperti biasanya sy ga perlu berwudlu karena masih punya wudlu. Tapi karena seseorang ejipsen mengajak dan mau mencarikan sy air wudlu, maka akhirnya sy menghargainya untuk pergi berwudlu. Setelah muter2 keliling tenda, akhirnya sy menemukan org sedang berwudlu. Karena mungkin mereka menghargai sy orang asing, maka sy bisa menyela seseorang itu yg sedang berwudlu dr air botol seukuran 1.5 liter, praktis, tp itulah ejip. Botol itu bs cukup untuk 3-4 org berwudlu ... mustahil? ... tidak.

Akhirnya setelah menikmati Bazaar Demonstran, jadwal pulang sy sudah tiba karena batre kamera yg dipakai sudah habis. Itulah jadwal pulang sy, habis batre ato memori, maklum, kamera pinjeman yg masi memakai batre A2.

Dalam perjalan pulang ada sedikit pemandangan yg berbeda ... sekitar jam 1 siang sy keluar dr Tahrer Square ... tentara pada masuk ke dalam 'area', yg konon setelah melihat berita malam, mereka mencoba 'membujuk' demonstran untuk keluar 'area', tp gagal karena masih ada tuntunan demonstran yg belum dikabulkan 'pemerintahan baru'. Selain itu masyarakat juga sudah mulai berbondong2 dengan peralatan demonya mengalir masuk ke 'area' dr berbagai arah, tak lupa juga selain bendera ejip mereka membawa sapu, dan alat bersih2 lainnya. Mereka sebagian masuk 'area' buat menikmati suasana ... rekreasi keluarga gratis yg baru.

Rasa yg luar biasa hari ini, di Tahrer Square ... sy bukan seorang penulis yg baik, bahkan gambar pun bukan untuk dipublikasikan ... biarlah kenangan ini tertanam dalam hati dan pikiran ini.
Terima Kasih ejip ... atas semua rasa ini.

Alhamdulillah Ya Rabb, Alhamdulillah ... sebuah perjalanan dan pengalaman yg sangat membekas ... Terima Kasih Ya Allah ... Terima Kasih atas keselamatan yg telah Engkau berikan, Alhamdulillah Wa Syukrulillah.

Saturday, January 22, 2011

Mercury ...

Cinta dalam jarak ...

Diantara dua lampu jalan ...

Menatap purnama menyatukan rasa ...

Biar Allah yang memelihara hati ini ...


Aku lemah, aku pasrah ...

Aku lelah, aku berulah ...

Hati ini ... haus bimbingan ...

Biar sabar dan tawakal ...


Rasa dalam sangkar ...

Diantara tumpukan tembikar ...

Beralaskan basahnya tikar ...

Aku tak bisa ingkar ...


Aku ... aku ... dan aku ...

Harus kembali ... pada jiwa yang tenang !!!

Catrik ...

Aku pernah merasa sama ...

Tapi ketetapanku hanyalah untuk melapangkanmu ...

Rumput itu memang semakin hijau ...

Tapi tetap diladang sebrang ...

Monday, January 10, 2011

Astagfiruka Ya Rabb ...

Kau telah menciptakan mata ini, tubuh ini, hati ini.
Dan hanya untuk beribadah pada-Mu.
Tp setelah tumbuh rasa ini, cintanya belum tulus untuk-Mu,
... ... ... maafkan hamba-Mu Ya Rabb.
Allahumma Innii Astagfiruka wa Atuubu Ilaik.