Thursday, August 21, 2008

I'm Free ...

Siapakah dia ...

Ketika dia marah ... aku memahaminya ...
Ketika aku sakit hati olehnya .. aku memaafkannya ..
Ketika dia menegur untuk baikan ... aku mengujinya ...
Aku hanya ingin memahaminya lebih ... bukan untuk menyakitinyah ...

Ketika mulai bicara ... hati ini terasa nyaman ...
Kita tau dan saling memahami ...
Kata² acuh mu bukanlah maksud menjauhiku ... hanya untuk sedikit melapangkan hatinya saja ...
Perasaan ... susah diungkapkan ...

Dia bagian hidup ini ... tapi bukan calon pendamping hidup ...
Dia tumbuh dalam jiwa, dari rangkaian kata dan sikap yg pernah dijalin tak terasa, sebelumnyah ...


Ternyata ...

Hari ini, harus kusempurnakan kata² diatas dalam sebuah kalimat yang terbuka dan baru terungkap ...
Bertepuk sebelah tangan, pengakuan hati yang sepihak ... saya tidak pernah terlintas sedikitpun tuk menjadikannya seorang istri. Dia sudah menjadi bagian hidup yang mendapat tempat khusus di hati ini ... biarkan hati saya yang memposisikannya. Kenyamanan, rasa percaya, keterbukaan ... sudah cukup hati ini bisa menempatkannya dimana. Dorongan serta semangatnya ga pernah hilang ditelan waktu, masa, buah egoisme, emosi, sensitifitas ... tapi kenapa hari ini saya hanya ingin membiarkannya memberi ruang tuk berkontemplasi, berfikir, merenung, menghayati, dan percaya bahwa saya adalah apa yang telah saya katakan diatas ...

Tulisan ini baru, tapi rasa dan tulisan diatas hadir sebelum keterbukaan meluap. Saya boleh kecewa dengan kenyataannya, tapi saya tidak akan mengambilnya. Kalau saya memberi ruang tuk mendalami. Mungkin dia berfikir saya menjauh karena kata²nya ... tidak. Keikhlasan saya menyayanginya adalah kerelaan saya menerima semua praduga itu. Walaupun perbedaan itu selalu ada, tapi buat dia, saya memahaminya sebagai poin adaftasi.

Waktu, akhir, kesimpulan ... akan menjadi kata pembuktian tentang semua yang saya rasa. Jangan menilai proses yg prematur adalah hasil akhir. Percayalah ... saya menyayangi kalian. Tapi saya juga tidak bisa menyempitkan hatinya ... walaupun kata²nya 'samar' ... saya akan tetap menyayanginya. Ini bukanlah contoh sebuah kebutaan perasaan ... tapi penghargaan n pengorbanan.

Ketertutupan, karena rasa takut ... bersembunyi, karena menjauhi iri ... berbalik, karena panik ... bagi saya adalah rasa 'cangcaya'.

Kalau sudah merasa saya mencintaimu ... kenapa harus terpaksa melayani. Kenapa harus merasa takut mengatakan 'beri saya ruang' ... karena itu akan membuat saya merasa menjadi orang lain.

Kita hilang keterbukaan, ada rasa yang ga sempurna ... dia tidak memahami saya. Tapi saya mulai memahami dia ... saya beri ruang tuk bisa lebih leluasa. Bukan saya menghindar ... saya ga pernah akan lari. Saya akan selalu mendorongmu ... tapi sekarang, apakah maseh perlu?

Ketika dia mengatakan ... persahabatan ini tergantung 'pendamping' ... izin n semuanyah mutlak darinya ... saya merasa kalau dia minta ruang n waktu yg lebih lapang, memohon dari saya untuk sedikit memberi semua itu ... saya rela ... tapi coba terus terang ... sy bukan orang asing.

Ketidak terbukaan dia adalah rasa takut ... why?
Saya tidak akan merasa terpinggirkan ... dia perlu ruang yang lebih luas dan bebas.
Ketidak terbukaan dia karena takut mengecawakan n punya prasangka saya mencintainya ... jelas membuat saya merenung, saya jangan membuatnya terhimpit ... saya sekarang mulai merasa menjadi orang asing.

Doa saya menyertai kalian ...

1 comment: