Tuesday, March 1, 2011

28 Januari ... (4)

Akhirnya sayapun melangkah pergi menuju Mesjid, sambil menyaksikan para pedagang, dewasa dan anak2 bermain bola diujung jalan yang sepi, yang ditutup karena ada demonstrasi. Dengan gawang dr krat botol "haga sa-ah" ... mereka asyik menikmati permainannya. Tak terganggu dengan demonstrasi, padahal hanya berjarak tak lebih 100 meter dr area bentrokan.

Masuk Mesjid Al-Azhar, suasana terasa beda, sepinya sedikit mencekam. Hanya satu baris, dan suasana terasa lain dari biasanya. Setelah selesai melaksanakan Shalat Ashar, sayapun bertemu teman yg kebetulan tinggal di sebelah Mesjid Al-Azhar. Akhirnya sayapun ngobrol dengannya, cerita sedikit tentang demonstrasi tadi. Dan alur pembicaraanpun akhirnya kemana2.

Disela2 ngobrol, terdengar dr luar ratusan pendemo berjalan menuju arah Shalah Street, ke arah atas dr Al-Azhar Street, penjaga mesjidpun buru2 menutup semua pintu mesjid rapat2. Dengan alasan mereka takut masuk mesjid, atau merusak seuatu di mesjid, alesan yg hari dr perasaan takut mereka saja. Cukup lama mesjid di tutup, sy pun ga bisa kemana2, meskipun cuman ke toilet yg ada disamping mesjid, alesan keamanan, takut pendemo masuk ke mesjid, padahal pagar mesjid yg tinggi dan dr besi sudah terkunci kuat.

Setelah beberapa menunggu, akhirnya sayapun bisa ke toilet, walopun pintu ditutup kembali seperti dikunci. Setelah dr toilet, akhirnya saya kembali ngobrol dengan teman, dan ga lama berselang pamitan krn penasaran ingin melihat demonstran. Dan sayapun dengan beberapa org yg tadinya terkunci bergegas keluar mesjid, walopun tetap hrs menunggu beberapa saat sebelum pintu keluar dibuka, dan akhirnya sy pun bs keluar.

Setelah itu akhirnya sy memutuskan untuk melihat ke arah demonstran tadi, karena kebetulan ada kelihatan asap mengepul dr daerah tsb. Setelah berjalan sekitar 1 km dan ternyata tanda demonstran tidak ada jejaknya, akhirnya sy kembali ke arah berlawanan. Kembali ke Mesjid Al-Azhar dan mengambil jalan sebaliknya. Mesjid Al-Azharpun keliatan begitu sepi dr luar, karena pintunya yg tertutup. Yg menurut cerita teman saya tadi, disitu setelah shalat maghrib waktu itu, jemaah semua disuruh keluar. Dan mereka memutuskan untuk tidak melaksanakan shalat Isya di mesjid tersebut, mungkin karena alasan keamanan.

Sayapun terus berjalan menuju arah bentrokan tempat pertama sy menyaksikan. Ternyata ditempat itu bentrokan masih terjadi, pecahan botol, batu, besi2 pagar pembatas jalan, tong sampah, berantakan menutupi badan jalan. Orang2 masih saling melancarkan serangan, tetapi polisi sudah sedikit bertahan, tidak berusaha mengejar demonstran lg. Sayapun karena tidak bisa menembus jalan utama, maka mengambil jalan kecil/lorong disamping jalan utama. Dilorong2 tersebut perih dan baunya gas airmata masi terasa menyengat, tak terasa mata sayapun memerah. Sampai hampir di ujung lorong, ketika saya dan beberapa orang berkumpul melihat jalan didepan yg kayanya ga bisa ditembus. Akhirnya sayapun memutar arah mencari jalan lain menuju arah angkutan menuju pulang. Baru beberapa meter memutar badan, dari belakang keliatan asap mengepul memenuhi lorong, tak ada sedikitpun celah yg bisa dilewati. Tembakan gas airmata entah berapa sampai lorong tersebut benar2 penuh dengan asap seperti kebakaran. Akhirnya sayapun lari dan menghindar asap tsb, beberapa org menawarkan saya untuk istirahat sejenak dan menghindari kepulan asap tsb, tp karena waktu sudah aga gelap dan maghrib hampir tiba, sedangkan tujuan sy masih jauh. Saya pun tdk menerima tawaran tersebut, meski seorang diri lari dr kejaran asap gas airmata, saya tetap terus menjauh menghindar dan secepat mungkin keluar dr lorong tersebut sebelum serangan kembali mengganas. Akhirnya sy menemukan belokan ke kanan, yg jalannya sedikit besar dan diaspal. Semakin jalan kedalam, org semakin ramai, mungkin disini sedikit aman dr serangan gas airmata. Terlihat seorang anak dengan ceria memainkan rantai besi 5-10 meter yg didapat dr jalanan tempat bentrokan terjadi, rantai yg biasa dipakai untuk membatasi area parkir kendaraan para pedagang di area tersebut. Entah buat apa, entah sudah lama diidam2kan utk mendapat besi tsb. Wallahu A'lam.

Selain anak tsb, adapula anak2 yg mengambil besi2 pagar pembatas jalan yg sudar roboh, dijadikan tongkat krn kakinya yg cedera, ada yg sengaja mengambil besi tsb, sengaja membuka kunci2 gembok rantai2 pembatas parkir, bergerombol, bersama2, kerjasama, hanya utk mendapat besi tsb. Dan orang2 pun sudah tdk bs mencegah dan care dengan hal seperti itu, karena keadaan yg kacau dan tak terkendali.

Jalan itu terus saya telusuri, berharap ada jalan menuju tempat pemberhentian angkutan transportasi. Lika-liku gang kecil sy masuki, orang2 didepan sy yg juga mencari jalan sy ikuti. Walopun sesekali kembali berhadapan dengan jalan buntu, tembakan gas airmata, sy terus berjalan mencari jalan pulang. Perih gas airmata masih terasa disetiap gang yg berhadapan dengan jalan utama tempat bentrokan, orang2 yg berkumpulpun masih banyak disetiap gang tsb. Mereka siap menyerang dan menghindar ...

Sampai akhirnya saya terperangkap di gang yg baru saja ditembakan gas airmata, org2 masih kecewa dengan polisi yg masih menembakan gas airmata padahal keadaan sudah agak gelap. Akhirnya saya pun harus balik arah, karena gang tersebut langsung menghadap ke jalan utama bentrokan, kalau diteruskan mungkin sy "bunuh diri". Ketika baru mau balik badan, dan mendengarkan org2 yg ribut harus pulang jalan mana ... adzan maghrib pun berkumandang. Ada mesjid disebelah tempat sy berdiri, sedikit masuk ke kiri, sebuah mesjid berdiri kokoh seolah tak pernah terpengaruh dengan keadaan, begitupun suara azan nya masih terdengar merdu. Sembari melepas letih karena berjalan berputar2 tak tau arah harus kemana, dan beberapa kali menemui jalan buntu, maka shalat maghrib di mesjid merupakan solusi terbaik sambil rehat dan berdoa.

Dan sayapun masuk ke mesjid, wudlu, dan shalat. Sebagian org sedikit heran dengan keberadaan sy, mungkin karena keadaan seperti ini masih ada orang asing, ato karena mungkin mesjid itu baru pertama kali ada org asing, mengingat posisinya yg terpojok, dan didalam gang sempit. Walopun tak jauh dr jalan utama, tp mesjid ini begitu "tersembunyi".

Sayapun melaksanakan shalat maghrib, sekalian Jama' Qasar dengan shalat Isya, dan berdoa, semoga keadaan baik2 saja, amien. Dan sy pun bergegas, kembali bersiap2 melanjutkan seperempat pengalaman baru yg baru dibangun, dengan sedikit segar krn telah rehat, dan sedikit lebih segar karena wudlu, dan lebih tenang krn sudah menunaikan shalat ... dan sayapun berbisik dalam hati, semoga lancar sampai tujuan, amien.

No comments: