Sunday, February 20, 2011

28 Januari ... (2)

Akhirnya, kios itupun menjadi tempat aman sy kalo ada apa2. Ketika polisi mengejar ato mungkin menembakan gas air mata, membalas lemparan batu, tempat itu menjadi tempat teraman. Dengan seorang yg selalu menginstruksikan, kapan harus masuk dan kapan bs keluar. Krn dia sebagai penjaga pintu rolling door, penutup dan pembuka pintu.

Ditempat itu saya bisa dengan aman melihat pertempuran antara demonstran dan polisi. Ketika lemparan dari sebrang, atopun lemparan batu dr arah tempat sy berdiri, terhadap polisi. Karena batu tak bermata, sy sekali2 waspada melihat arah batu dr seberang, meskipun hendak melempar polisi, tapi kadang nyasar kemana.

Dua benturan gas airmata yg ditembakan membentur pintu kios begitu keras, asap mengepul begitu pekat terbawa angin mengarah ke tempat dimana sy berdiri, seperti biasa, sy masuk ke tempat persembunyian untuk menghindar asap gas airmata.

Ketika saya keluar dr bangunan tempat berlindung tsb, sesekali sy dipanggil dan diingatkan oleh penjaga pintu untuk tidak jauh2. Karena dia khawatir dengan keselamatan sy. Jauh sedikit ja dia langsung menegur, "suwaya bas, ana 'aisy syufhu" ... dikit aja, sy pengen liat mereka. Itu jawaban sy ketika ditegur penjaga pintu.

Kejadian ditempat itu akhirnya mereda dan massa sedikit membubarkan diri berjalan dengan berkumandangnya azan ashar. Setelah sy juga terjebak disitu lebih dr 2 jam, dengan airmata yg habis terkuras krn gas airmata, idung meler. Keluar masuk tempat aman, berlarian menghindar polisi. Maka akhirnya sayapun memutuskan untuk shalat dl ke Mesjid Al-Azhar, meskipun bentrokan masih terjadi. Dan saya bergegas ke Mesjid untuk menunaikan shalat Ashar.

No comments: