Saturday, February 12, 2011

Terima Kasih Egypt ... I Love U

Terima kasih 'ejip' atas semua rasa yang telah kau berikan. Belum pernah aku merasakan senyaman ini, setenang ini, lebih merasakan kemenangan dan kegembiraan yang terpancar dari orang2 di Tahrer Square ini. Mungkin ini karena pertama kali dan pagi pertama dari mundurnya seorang penguasa'30thn. Mungkin ini pertama kali melihatmu berpesta, setelah beberapa kali aku masuk selalu dengan pemeriksaan yang ketat dan berlapis. Ini lah hari pertama aku merasa nyaman ketika diperiksa untuk memasuki kawasanmu.

Tahrer Square, hari pertama dan pagi pertama setelah turunnya penguasa'30.
Udaranya begitu cerah, suasana lebih terasa seperti bazaar. Dipingiran jalan berjejer tenda2 kecil tempat para demonstran menginap, baik pinggir trotoar pertokoan yg dibatasi pagar besi warna hijau tua sekitar satu meter, ato tenda2 itu berjejer dipingir jalan didalam taman tengah jalan yg biasanya tak pernah terinjak sama sekali karena posisinya ditengah jalan yg ramai setiap harinya.

Pemandangan pertama setelah lepas dr pos pemeriksaan adalah pedagang teh, itulah ejip, tak ada hari tanpa teh. Setelah menyusuri kedalam kawasan demonstran juga kita akan banyak menemukan pedagang teh, diatas meja seadanya.

Di trotoar jalan ada pelukis melukis kegiatan pendemo, karikatur, juga klinik kesehatan buat para demonstran, itu terletak di depan KFC Tahrer yg dindingnya telah dicoret oleh pendemo pd tanggal 28 januari. Beberapa meter diluar pagar trotoar, sedikit dipinggiran Tahrer Square, seorang pelukis bendera Mesir dengan gratis menawarkan jasanya buat siapa saja yang mau melukis mukanya dengan bendera ejip. Para pelukis ini lebih dermawan dibanding penjual bendera yg memanfaatkan momen demonstrasi ini untuk menjual dagangannya, di lampu2 merah, jalan ramai, ato di tengah kerumunan demonstran.

Tahya Masr, Tahya Masr ... Hidup Mesir, Hidup Mesir.
Beberapa foto2 korban revolusi dipajang dipinggiran jalan, dengan ukuran besar. Ada beberapa yg di tempel di tenda2 depan "Mogamma", gedung kantor2 pemerintahan ejip yg terletak di sekitar Tahrer Square. Yang selanjutnya halaman Mogamma ini menjadi tempat istirahat menarik, sambil duduk2 melihat orang2 hilir mudik berdemo dan berbagai kegiatan lainnya.

Satu hal yg unik di hari ini, banyak relawan dr berbagai negara, berbagai generasi. Membawa sapu, dan 'sodokan', plastik sampah, yang semua alat2 itu kelihatan masih baru2 ... untuk membersihkan sampah dan mengumpulkannya di tempat tertentu. Ada pelajar asing, pemuda-pemudi ejip, bahkan anak2 dan keluarga ikut berkontribusi dalam membersihkan 'arena' demo.

Tak lupa, hr itu juga ada diperkenalkan seorang bayi yg lahir tgl 28 januari, bertepatan dengan jum'at berdarah, bayi revolusi, itulah katanya. Namanya Umar Sulaiman, mengaju kepada sahabat Nabi Saw, Umar bin Khattab. Tapi katanya karena salah akte, jd namanya bukan Umar bin Khattab tp Umar Sulaiman. Sebuah gurauan yg mengundang banyak tawa, karena semua mafhum, namanya ga mungkin Umar bin Khattab, kecuali kalo bapaknya emang bernama Khattab. Tp nama bapaknya Sulaiman, maka anak yg terlahir itu bernama Umar Sulaiman, mudah2 harapannya menjadikan seperti Umar bin Khattab terkabul, amin.

Jadi terlalu jauh untuk dibilang kalo suasana waktu itu adalah suasana genting, aku menikmatinya seperti Bazaar. Dengan wajah2 yg ramah dan penuh kebahagiaan dr kemenangan sebuah revolusi rakyat.

Selimut2 sudah di susun rapi, walopun sebagian masi terlihat ada yg tidur. Sebagian seperti bersiap2 untuk pulang karena merasa revolusi telah 'mulai' memperlihatkan hasilnya.

Shalat Zuhur kedua ...
Tak jauh berbeda, seperti hari2 baisanya ... hari ini pun saya pergi sebelum zuhur. Maka kali ini merupakan kali kedua shalat zuhur, yg sebelumnya pernah sy lakukan sebelum 'tragedi Rabu berdarah' dimana pro Mr.M mencoba memaksa masuk dan membubarkan para demonstran. Shalat kedua ini seperti biasanya sy ga perlu berwudlu karena masih punya wudlu. Tapi karena seseorang ejipsen mengajak dan mau mencarikan sy air wudlu, maka akhirnya sy menghargainya untuk pergi berwudlu. Setelah muter2 keliling tenda, akhirnya sy menemukan org sedang berwudlu. Karena mungkin mereka menghargai sy orang asing, maka sy bisa menyela seseorang itu yg sedang berwudlu dr air botol seukuran 1.5 liter, praktis, tp itulah ejip. Botol itu bs cukup untuk 3-4 org berwudlu ... mustahil? ... tidak.

Akhirnya setelah menikmati Bazaar Demonstran, jadwal pulang sy sudah tiba karena batre kamera yg dipakai sudah habis. Itulah jadwal pulang sy, habis batre ato memori, maklum, kamera pinjeman yg masi memakai batre A2.

Dalam perjalan pulang ada sedikit pemandangan yg berbeda ... sekitar jam 1 siang sy keluar dr Tahrer Square ... tentara pada masuk ke dalam 'area', yg konon setelah melihat berita malam, mereka mencoba 'membujuk' demonstran untuk keluar 'area', tp gagal karena masih ada tuntunan demonstran yg belum dikabulkan 'pemerintahan baru'. Selain itu masyarakat juga sudah mulai berbondong2 dengan peralatan demonya mengalir masuk ke 'area' dr berbagai arah, tak lupa juga selain bendera ejip mereka membawa sapu, dan alat bersih2 lainnya. Mereka sebagian masuk 'area' buat menikmati suasana ... rekreasi keluarga gratis yg baru.

Rasa yg luar biasa hari ini, di Tahrer Square ... sy bukan seorang penulis yg baik, bahkan gambar pun bukan untuk dipublikasikan ... biarlah kenangan ini tertanam dalam hati dan pikiran ini.
Terima Kasih ejip ... atas semua rasa ini.

Alhamdulillah Ya Rabb, Alhamdulillah ... sebuah perjalanan dan pengalaman yg sangat membekas ... Terima Kasih Ya Allah ... Terima Kasih atas keselamatan yg telah Engkau berikan, Alhamdulillah Wa Syukrulillah.

No comments: